Jika berkunjung ke Kota Semarang sempatkanlah untuk menyicipi kuliner setempat. Ada banyak resto yang menyajikan cita rasa makanan khas Jawa Tengah di kota ini. Salah satunya yang legendaris adalah Restoran Nglaras Rasa.
Lokasinya berada di Jl MT Haryono 701 Semarang atau hanya berjarak 2,3 kilometer dari Kawasan Simpang Lima. Bangunan resto berada tepat di pinggir jalan raya di dekat lampu lalu-lintas pertigaan yang mempertemukan Jl MT Haryono, Jl Mataram dan Jl Kompol Maksum.
Nglaras Rasa memang legendaris. Restoran ini telah berdiri sejak 1 Juni 1965. Pendirinya adalah pasangan suami istri Harsono dan Sri Indah Lestari. Bermula dari kegemaran Ibu Sri memasak gudeg dan ayam goreng hingga akhirnya memutuskan untuk membangun Nglaras Rasa sebagai restoran fast food pertama di Semarang pada masa itu.
Baca juga: Ide Desain Cafe Vintage yang Instagramable
Bisnis keluarga ini diturunkan pada anaknya sebagai generasi kedua, Gunawan Harsono dan istri. Hingga kini, gudeg dan ayam goreng masih menjadi signature dish. Selain itu, ada berbagai makanan khas Jawa Tengah lainnya seperti Nasi Langi, Nasi Pecel, Lontong Opor dan Nasi Rames Balado.
Jika berkunjung ke Nglaras Rasa akan terlihat banyaknya pengunjung yang sudah berusia lanjut. Sebuah bukti kepercayaan pelanggan dan cita rasa yang tetap dipertahankan selama lebih dari setengah abad.
Dari sisi arsitektur , sekilas tampilan depan Restoran Nglaras Rasa tampak minimalis dan tak terlalu moncolok. Namun nuansa yang berbeda akan terlihat di malam hari yang dihasilkan dari pendar-pendar cahaya lampu resto. Kesan hangat dan nyaman pun langsung terasa. Cocok sebagai tempat bersantap dan berkumpul bersama keluarga.
Keindahan desain Nglaras Rasa akan lebih terasa saat memasuki ruang restorannya yang baru selesai direnovasi pada penghujung tahun 2022. Sejak awal, Arsitek Lie Kevin Harris yang menggarap proyek ini sudah diwanti-wanti oleh sang pemilik resto agar mempertahankan budaya khas Jawa Tengah yang digabungkan dengan unsur-unsur modern.
Untuk mewujudkan desain yang diinginkan, arsitek menggunakan beragam koleksi dari Roman sebagai penutup lantai ataupun dinding. Salah satunya koleksi RomanGranit dBatiq Kawung yang dipilih untuk mewakili unsur budaya Jawa.
“Dengan inlay warna gold untuk membingkai dBatiq, customer dapat melihat center dari ruangan adalah tipe dBatiq,” tutur Lie Kevin Harris.
Sedangkan lantai utamanya menggunakan koleksi dNaples Marfil 80×80 cm (RomanGranit Grande) dengan permukaan glossy.
Baca juga: Inspirasi Desain Cafe Gaya Industrial yang Lagi Tren
“Produk Grande 80×80 cm menurut saya superior, glossy, ada kesan tiga dimensi. Ketika disorot lampu kesan tiga dimensi muncul semakin kuat, tanpa penggunaan ornamen yang terlalu banyak ruangan sudah terasa mewah,” kata Lie Kevin Harris.
Dengan pemilihan material yang tepat dari Roman, arsitek dapat dengan mudah memadukan unsur-unsur tradisional dan modern. Bagi pengunjung, desain restoran yang menarik akan membuat mereka lebih nyaman dalam menyantap hidangan.
Berikut ini sejumlah koleksi Roman yang digunakan di Restoran Nglaras Rasa:
Koleksi dBatiq Kawung 30×30 cm yang menjadi center of interest di ruang utama restoran
Nuansa vintage juga dihadirkan di lantai di depan pintu masuk ruang restoran yang menggunakan koleksi dGravina Bruno 30×30 cm (RomanGranit Vintage Mood)
Daya tarik lainnya tersaji lewat koleksi RomanGranit dGaudy Corolla 30×30 cm (RomanGranit Vintage Mood)
Dinding area counter makanan bernuansa modern menggunakan koleksi dMakaru Stone 60×60 cm (RomanGranit HardRock) yang dipotong kecil-kecil disesuaikan dengan konsep desain furniturnya. Baca juga: Ide Desain Resto Nuansa Modern Tropical
Dinding area wastafel menggunakan koleksi dCaravista Autumn 30×60 cm (Roman Interlok)
Lihat selengkapnya di video Youtube berikut ini: