Inspirasi menarik kali ini datang dari biro konsultan Studio Piu yang membahas karya-karya desainnya dalam event Webinar Roman ke-6, 16 Desember 2021. Bertindak sebagai narasumber adalah Mondrich Syarief yang merupakan Principal Designer dari Studio Piu. Mondrich menceritakan pengalaman karirnya sebagai Desainer Interior di Singapura dan Hongkong, serta bagaimana awal mula Studio Piu berdiri.
Dalam webinar ini, Ia membagikan pengalamannya kepada para peserta, yaitu para arsitek, desainer interior, dan mahasiswa di bidang tersebut. Ia mengingatkan kepada para desainer ataupun calon desainer untuk tidak hanya mendesain secara estetis tapi juga harus memahami teknis, karena 70% dari pertarungan-pertarungannya adalah soal teknis, dan juga tentang sertifikasi.
Tentang core DNA dari Studio Piu itu sendiri antara lain adalah storyline (punya konsep dan narasi yang kuat), user-centered design (siapa user-nya), tiap desain haruslah unik, dan harus selalu attached (memperhatikan fungsi, proporsi, detail dan lain-lain yang selalu dites ulang agar benar-benar tepat). Mondrich juga menceritakan beberapa project yang ditangani oleh Studio Piu.
Project ini merupakan sebuah foodcourt di Palembang. Di awal proses desain, Studio Piu membayangkan tempat ini sebagai tempat yang playful, terinspirasi dari personal childhood memory yang selalu menyenangkan. Berangkat dari konsep tersebut, maka suasana yang dibangun mengambil ide dari tempat dan event seperti birthday party, playground, atau garden.
Suasana playful pada project ini diterjemahkan melalui desain interior dan furniture yang colourful, penuh dengan ide bermain. Contohnya desain ceiling yang terinspirasi dari permainan origami. Sebagaimana di theme park, setiap sudut atau tempat memiliki tema yang berbeda dan penuh kejutan.
Uniknya, setiap kolom besar di dalam ruangan selalu diolah menjadi sudut-sudut menarik, jadi struktur tidak lagi menjadi pengganggu dalam desain. Pada ruang ini, kolomnya merupakan bagian dari area makan pengunjung dengan dekorasi yang sesuai.
Project selanjutnya adalah sebuah kafe yang berada di area Marketing Gallery di kawasan Cimanggis. Site-nya memiliki kualitas lansekap yang indah dan bisa dimanfaatkan untuk view kafe. Klien meminta agar kafe tidak lebih menonjol dari bangunan utama. Oleh karenanya, permainan warna dipilih warna netral dari bahan kayu dan semen. Area pengunjung berkonsep glass box sehingga tidak terlalu terasa antara indoor dan outdoor. Glass box ini juga menjadi simbol unit rumah, yaitu produk utama yang ditawarkan oleh klien.
Menjadi salah satu project yang berkesan untuk Mondrich Syarief. Café ini menarik karena berada di lokasi yang ramai namun dalam segi bisnis belum berjalan secara proper. Walaupun dibangun di sebuah ruko, Mondrich ingin tetap memberikan identitas pada coffeeshopnya yang membuat orang mengenalnya sebagai tempat coffeeshop. Dibuatlah sebuah bar dan interior yang cozy, ramah, sederhana dan simple dengan indoor dan outdoor.
Sehingga dalam merealisasikan konsepnya, warna neutral pada ubin lantai dari RomanGranit dipilih pertama kali karena menjadi based utama atau acuan desain interior café ini. Dengan adanya koleksi RomanGranit yang sudah tersedia, Mondrich merasa dimudahkan dalam memilih aspek-aspek interior lainnya.
Hotel di Cikini ini memiliki konsep maskulin yang diterjemahkan dalam tema peragaan busana untuk lakilaki. Untuk mendukung tema ini, digunakan geometri, tekstil, dengan warna dan material yang sesuai. Tema geometri dan tekstil diwujudkan dalam motif chevron yang seperti jahitan atau anyaman, seperti yang tampak pada desain ceiling dan partisi di area restoran.
Webinar ini sangat bermanfaat bagi para arsitek dan desainer interior, serta para mahasiswa desain. Saksikan selengkapnya di Youtube Channel Roman Ceramics. Klik di sini untuk mulai menonton ya, Sobat Roman!
Jangan lewatkan Roman Webinar selanjutnya, follow instagram @roman.co.id dan dapatkan informasi mengenai event terbaru!
